Ada 1.000.000 pembaca Rss Feed sudah bergabung, Sudahkah anda?

Berbagi Kebaikan Untuk Kemaslahatan Ummat

Minggu, 29 Januari 2012

Islam Mengangkat Derajat Wanita

Ada seorang sahabat datang menghadap Nabi Muhammad saw. Raut muka orang itu tampak muram dan sedih. Nabi saw. kemudian bertanya kepadanya.
"Gerangan apakah yang telah membuat wajahmu sedih dan muram seperti itu?"
Sahabat itu menjawab, "Pada zaman jahiliyah dahulu, aku pernah melakukan perbuatan yang dosanya besar sekali, yaitu membunuh anak perempuanku yang sudah menginjak usia gadis remaja. Aku takut kalau Allah tidak mengampuni perbuatanku itu, meskipun aku sekarang sudah masuk Islam."

Rasulullah bertanya lagi, "Coba sebutkan kepadaku bagaimana duduk perkaranya sampai kamu bisa melakukan perbuatan yang demikian itu!"

Sahabat menjawab, "Dahulu, aku dan istriku dikaruniai seorang anak perempuan. Ia adalah anak yang cantik sekali. Istriku meminta kepadaku agar anak itu dibiarkan saja hidup. Karena permohonan istriku itulah, sehingga anak perempuan yang cantik sekali itu hidup sampai dewasa. Pada saat ia sudah dewasa, ada orang yang datang meminangnya. Timbullah harga diriku, hatiku tidak dapat menanggung malu, di mana ia menikah dan pergi menuruti kemauan suaminya dan akhirnya tinggal di rumah suaminya selama-lamanya."

"Suatu ketika aku berkata kepada istriku bahwa aku hendak mengajak anak perempuanku ikut bersama-sama aku untuk menjenguk keluarga yang tinggal di daerah seberang. Istriku tidak berkeberatan atas keinginanku itu tanpa ada rasa curiga sedikit pun terhadapku."

"Dengan gembira anak itu dipakaikannya pakaian yang bagus-bagus dan perhiasan yang mahal-mahal. Sebelum berangkat, istriku wanti-wanti agas aku tidak khianat kepada anak itu."

"Maka, pergilah kami meninggalkan rumah. Di tengah perjalanan, kami menemukan sebuah sumur tua. Aku dan anak perempuanku melepas lelah sejenak di situ. Pada saat itu, entah mengapa hatiku tergerak begitu kerasnya dan gencarnya untuk berbuat jahat terhadap anak itu."

"Rupanya anak itu bisa membaca pikiranku. Ia dekati aku dan dipeluknya dengan penuh kasih sayang sambil berkata-kata, 'Ayah! Ayah! apa yang Ayah akan lakukan terhadap diriku? Apakah Ayah lupa akan pesan ibu pada Ayah sewaktu kita pamit dari rumah? Apa Ayah mau mengkhianati pesan itu itu'?"

"Terbitlah rasa kasih sayang terhadapnya, sembari aku melihat moncong sumur tua yang menyeramkan itu. Terjadi perang dalam hatiku, antara kasih sayang terhadap anakku dengan sumur tua yang siap memakannya. Antara memegang amanah dan melanggar amanah. Akhirnya keputusan diambil, yaitu rasa sayang kepada anak perempuan lenyap dan anak perempuan itu aku luncurkan ke dalam sumur tua. Sambil hal itu kulakukan, anak itu terus memanggil-manggil namaku: Ayah ..!? Ayah ..!? Ayah ..!? Ayah telah berkhianat kepada ibu!!! Lama-kelamaan suara itu makin melemah sampai akhirnya tidak terdengar sama sekali."





Rasulullah saw. mendengar cerita sahabat itu dengan saksama. Kemudian beliau bersabda, "Hai, Fulan! seandainya perbuatan zaman jahiliyah itu dapat dihukum sekarang, maka aku akan menghukummu."

Dikisahkan oleh Imam Al-Qurthuby dalam tafsirnya.