Ada 1.000.000 pembaca Rss Feed sudah bergabung, Sudahkah anda?

Berbagi Kebaikan Untuk Kemaslahatan Ummat

Sabtu, 28 Januari 2012

Sumber Agama ialah Alquran dan Sunah

Bismillah was shalatu was salamu 'ala nabiyyina Muhammad wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'in....


Manhaj (jalan) yang benar, manhaj para salafus saleh, manhaj Ahli Sunnah wal-Jamaah berlandaskan pada sumber-sumber agama, yakni Al-Qur'an dan as-sunnah (Alquran dan sunah), dan ijma (kesepakatan ulama) yang dibangun atas keduanya. Jika ada yang mengambil manhaj selain itu (mengesampingkannya), maka ia adalah batil, sebab dengan wafatnya Nabi saw., maka  wahyupun telah terputus, dan Allah telah menyempurnakan agama-Nya. Allah SWT berfirman yang artinya, "…. Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu sebagai agama bagimu . (Al-Maidah: 3).

 Rasulullah saw. telah menunaikan amanah dan menyampaikan risalah. Beliau bersabda, "Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua hal yang kalian tidak akan sesat setelah keduanya, yakni kitab Allah (Alquran) dan sunahku, keduanya tidak akan bisa dipisahkan sampai dikembalikan kepadaku di telaga." (Shahih al-Jami' al-Shaghir [2394]).

 Agama yang benar itu terdiri atas landasan dasar sikap penyerahan kepada Allah Taala. Sementara, penyerahan itu bisa diartikan sebagai sikap membenarkan, tunduk, dan mengikuti Rasulullah saw. Agama yang benar adalah agama Allah Taala yang Dia turunkan kepada Rasul utusan-Nya saw. lewat wahyu, dan Dia pun telah menyempurnakannya. Tidak ada seorang pun yang diperbolehkan mengada-adakan sesuatu dengan mengakui hal itu dari agama, karena Nabi saw. telah bersabda, "Barang siapa yang mengada-adakan dalam urusanku ini sesuatu yang tidak termasuk daripadanya, maka hal itu tertolak." (HR Bukhari dan Muslim).

 Agama secara keseluruhan adalah akidah dan syariat. Ia tidak boleh diterima, kecuali dari wahyu.

 Akidah adalah dasar, sendi, pilar, dan tonggak-tonggak agama. Sumber penerimaan akidah ialah kebenaran, yakni Alquran, sunah, dan ijma para salafus saleh. Itulah sumber-sumber agama. Dari kaidah yang besar inilah bercabang beberapa dasar sebagai berikut.
  1.  Apabila ada perbedaan pemahaman manusia terhadap nash-nash agama, maka yang dijadikan hujjah atau argument ialah pemahaman salafus shaleh, yaitu para sahabat, tabi'in, dan orang-orang yang sejalan dengan mereka. Hal itu merupakan kata pasti dalam masalah keyakinan dan masalah-masalah lainnya, mengingat mereka adalah tokoh-tokoh pilihan umat yang paling mengetahui dan paling mengerti terhadap masalah-masalah tersebut. Allah SWT dan Rasulullah saw. telah menyuruh kita untuk mengikuti jejak mereka dan merujuk kepada mereka. Allah mengancam orang yang mengikuti jalan yang bukan jalan mereka. Berdasarkan hal itu, maka sesungguhnya dalam menetapkan akidah manhaj tersebut harus berpedoman pada Alquran dan sunah, karena itulah manhaj yang paling mengerti, paling selamat, dan paling adil. Dan, hal itu diimplementasikan dengan peninggalan-peninggalan mereka yang tertuang dalam tulisan-tulisan mereka, dalam kitab-kitab hadis dan atsar.
  2. Akidah itu bersifat final dan mengikat. Artinya, ia hanya bisa diterima dari wahyu, karena hal ini menyangkut perkara ghaib yang tidak mungkin sanggup dijangkau oleh akal, pemikiran, dan pengetahuan manusia yang secanggih apa pun.
  3. . Akidah dan berikut detail-detailnya itu bersifat gaib. Secara otonom, hal tersebut tidak akan sanggup dijangkau oleh akal serta angan-angan manusia. Juga, tidak mungkin terjangkau oleh segenap indra, ilmu pengetahuan, dan apa saja yang dimiliki seluruh manusia.
  4. Siapa pun yang berupaya menetapkan dan menerima akidah dari selain sumber-sumber agama, berarti ia telah membuat kedustaan dengan mengatasnamakan allah tanpa didasari ilmu sama sekali.
  5. Landasan dasar akidah ialah sikap pasrah dan tunduk: pasrah kepada Allah SWT dan tunduk mengikuti utusan-Nya, Rasulullah saw.

    Kata Az-Zuhri, "Risalah itu dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Agung. Tugas Rasulullah saw. ialah menyampaikannya. Dan, kewajiban kita ialah patuh dan tunduk." (R Imam Bukhari).
  6. Para sahabat r.a., para tokoh tabi'in, orang-orang yang mengikuti mereka, dan para salafus saleh lainnya selalu setia pada petunjuk Rasulullah saw. Jalan yang mereka tempuh adalah jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang beriman. Peninggalan-peninggalan mereka ialah as-sunnah dan jalan yang lurus.

    Kata Al-Auza'I, "Betapapun Anda harus tetap berpegang pada atsar orang-orang salaf, kendatipun orang-orang menjauhi Anda. Dan, Anda harus menghindari pendapat tokoh-tokoh, walaupun mereka memperindah ucapan supaya Anda tertarik. Karena, sesungguhnya persoalannya akan menjadi jelas, dan Anda tetap berada pada jalan yang lurus." (R Ibnu Abdul Bar dalam Jaami' Bayaan al-Ilmi wa-Fadhlihi).