Ada 1.000.000 pembaca Rss Feed sudah bergabung, Sudahkah anda?

Berbagi Kebaikan Untuk Kemaslahatan Ummat

Jumat, 03 Februari 2012

mengungkap kesyirikan 2

Beberapa jenis kesyirikan telah kita ulas di halaman pertama edisi tauhid yang lalu. Kesyirikan yang tergolong dalam syirik akbar. Melanjutkan pembahasan tersebut, masih ada beberapa bentuk syirik akbar yang perlu kita waspadai.
  •  (syirik dalam ketaatan), syirik model ini adalah syirik dalam mentaati ulama, para syaikh, kiyai dan ustadz dalam hal kemaksiatan kepada Allah ta'ala. Di negeri ini, syirik ketaatan sangat luas menyebar, segala hal yang dikatakan oleh pemuka agamanya ( kiyai) mesti benar, tak ada yang salah. tak heran, bila sihir dikatakan halal dan bagus, maka para pengikut pun mengangguk dan taat. Lihat fenomena pasukan berani mati beberapa waktu yang lalu. mereka dilengkapi dengan kekebalan, tahan peluru, bisa merayap di dinding dan macam-macam keganjilan yang lain, jelas ini adalah sihir. Anehnya lagi sihir yang beginian diperoleh dari mereka yang dikatakan sebagai ulama. Syirik ketaatan seperti yang difirmankan Allah
  • " Mereka menjadikan ahli-ahli ilmu dan ahli ibadah mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah " (At Taubah 31)
ketaatan ibadah tetapi dikatakan sebagai maksiat adalah dengan mentaati rahib dan ruhban (kyai atau Ulama) dalam menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah. Perbuatan ini telah disinggung dalam sabda Nabi kita yang mulia sholallohu alaihi wasalam
    "Tidak ada ketaatan kepada makhluq dalam memaksiati Al Kholiq" ( HR Ahmad)
  • Syirik al hulul, yaitu keyakinan bahwa Allah bersatu bersama makhluknya. Keyakinan hulul adalah aqidahnya Ibnu Arabi seorang penganut ajaran sufi yang dikubur di Damsyik. Sampai-sampai Ibnu Arabi ini melantunkan syair kesyirikannya dengan menyatakan "Bukanlah anjing dan babi melaikan tuhan kami… dan bukanlah Allah kecuali pendeta di gereja". Sebuah keyakinan yang sangat ekstrim, menyesatkan aqidah kaum muslimin. Di indonesia, kita mungkin pernah mendengar kisah semisal dengan ungkapan "manunggaling kawula gusti" (bersatunya tuhan dengan makhluk) yang dipopulerkan oleh Syaikh Siti Jenar dan ajaran ini menyebar dalam keyakinan Kejawen, …. wallahu a'lam. Menjadi sebuah hal memprihatinkan dan disayangkan bahwa buku-buku milik Ibnu Arabi ini kini tersebar, dijual murah di toko-toko buku. Tentu ini sangat berbahaya bagi keyakinan dan aqidah kaum muslimin.
  • SyirikAt-tasharruf, yaitu keyakinan bahwa sebagian wali-wali memiliki kemampuan untuk mengubah alam, dan mengatur perkara-perkara alam semesta seperti wali kutub, wali ghauts. Sehingga dengan keyakinan seperti ini mereka berdoa dan memohon kepada wali-wali tersebut. keyakinan ini benar- ada dan bukan hanya isapan jempol belaka. Tak jauh dari kita berada, di wilayah Yogyakarta, tepatnya di daerah Imogiri sekitar makam raja-raja imogiri kita akan dapatkan keyakinan seperti ini. Orang-orang di sekitar makam punya acara bulanan yang di dalamnya ada doa "wali kutuban". Orang di desa tersebut biasa beristighotsah, berdoa dan memohon dalam acara tersebut kepada para wali kutub dan al ghauts. Di daerah lain yang ajaran tasawuf berkembang pesat, akan kita dapati hal yang semisal. Kesyirikan orang di zaman sekarang memang lebih parah bila dibanding orang masa lampau. Musyrikin dimasa lampau bila di tanya
    " siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan mengatakan Allah
    (QS Yunus : 31)
    dengan kondisi yang demikian maka keadaan musyrikin dizaman dulu lebih baik daripada pelaku syirik at-tasharruf. Keseluruhan syirik besar tersebut menghapuskan amalan dan mengeluarkan seseorang dari agama islam. Firman Allah " dan sungguh telah Kami wahyukan kepadamu dan orang-orang sebelummu apabila engkau berbuat syirik niscaya akan hapus amalan-amalan kamu dan menjadilah engkau orang yang merugi (az zumar 65).