Ada 1.000.000 pembaca Rss Feed sudah bergabung, Sudahkah anda?

Berbagi Kebaikan Untuk Kemaslahatan Ummat

Selasa, 14 Februari 2012

nasehat untuk para penuntut ilmu

Alhamdulillah wa assolatu wa ssalamu ala muhammadin sallallahu alaihiwa sallam wa ala aalihi wa sahbihi wa man tabiahum ila yaumil qiyamah…
Semangat dalam belajar atau menuntut ilmu adalah merupakan salah satu sunnah assalafu assaleh kita, para salaf ketika ditanya tentang sampai kapan mereka harus menuntut ilmu?. Mereka terkadang terkadang menjawab dengan pertanyaan-pertanyaan yang untuk kita saat ini jawaban trsebut adlah jawaban yang sangat sulit salah satunya adalah imam ahmad pernah ditanya tentang sampai kapan seseorang itu menulis hadist?beliau menjawab”sampai ia mati”. Dalam riwayat yang lain beliau juga pernah ditanya hal yang sama beliau menjawab: “aku menuntut ilmu sampai aku dikuburkan”. Artinya seorang mu’min tidak akan berhenti menuntut ilmu sampai ajalnya memjemput, oleh karena itu para assalafu assaleh tidak pernah membedakan antara pemuda yang menuntut ilmu atau orang tua yang menununtut ilmu. Seorang pemuda yang menuntut ilmu jauh lebih baik dari pada orang tua yang sudah merasa cukup dengan ilmu yang didapatkannya, dan pemuda yang tidak menuntut ilmu lebih mulia dibandingkan dengan orang tua yang memutuskan untuk tidak menuntut imu, karena bagaimanapun kepemudaan itu memiliki keutamaan di hadapan mereka. Dalam sebuah syair yang pernah dikumamdangkan oleh seorang raja (alhakam), beliau mengatakan:

 “bodohnya seorang pemuda adalah udzur, dan belajarnya seorang pemuda tetang ilmu syari adalah hakr(celaan)”.

Artinya adalah ketika seorang pemuda itu belajar dia harus memikirkan bahwa belajar itu adalah nikmat yang memiliki dua sisi tajam yaitu bisa jadi ilmu yang dipelajarinya akan membuatnya bahagia atau sebaliknya ilmu tersebut akan membuatnya celaka. Umar rdhiyallahu anhu pernah mengangkat mushaf sambil mengatakan:
 “dengan al-qur’an ini allah mengangkat derajat sebahagian qaum, dan dengan qur’an itu juga allah menghinakan yang lainnya”.
 Kemudian beliau menatakan: “adapun orangtua yang memutuskan untuk tidak belajar maka bodohnya orang tua jauh lebih rendah dari pada bodohnya seorang pemuda, dan bodohnya orang tua (di mata syari’at ini) itu lebih hina”.

Imam ibnu almubaraq pernah ditanya tentang sampai kapan ia mau menulis hadits, beliau menjawa b: “boleh jadi ada sebuah kalimat yang bermanfaat buatku (yg memasukkan kesyurga) tetapi kalimat itu belum saya dengarkan, maka sampai kalimat itu aku dapatkan maka disitulah aku menuntut ilmu” Oleh karena itu salah satu sebab mengapa kita sering memberikan banyak motivasi untuk memperbanyak mempelajari agama ini karena kita belum merasa yakin bahwa ilmu yang kita pelajari sampai detik ini bisa menjadi penyelamat dari siksa api neraka dan sebab masuknya kita ke dalam syurga. Satu hal yang penting bagi para penuntut ilmu adalah keikhlasannya dalam menuntut ilmu,karena sangat pentingnya ulama kita berkata bahwa menuntut ilmu itu lebih utama daripada ibadah-ibadah sunnah. imam malik rahimahullah pernah ditanya tentang kedudukan menuntut ilmu dibandingkan dengan ibadah sunnah belia memjawab: "menuntut ilmu jauh lebih afdhal daripada ibadah-ibadah nafilah(sunnah)" imam ahmad bin hanbal rahimahullah adalah orang yang paling tamak dalam dalam melaksanakan shalat sunnah sebagaimana yang dikatakan oleh anaknya bahwa beliau sholat sunnah seratus kali dalam sehari dan beliau tidak meninggalkannya walaupun dalam keadaan sakit, namun karena semangatnya dengan ilmu beliau meinggalkan shalat sunnahnya sewaktu-waktu . maka karena itulah mengapa para ulama selalu mewasiatkan kepada penuntut ilmu untuk selalu mengulang-ulangi niat, di sebabkan karena orang yang menuntut ilmu dengan niat yang salah hanya akan mengantarkannya pada kebinasaan.allah subhanahu wa taala berfirman: "tidaklah mereka di perintahkan untuk melaksanakan ibadah(apapun) kecuali agar mereka mengikhlaskan niat mereka dalam beribadah". dari amirulmu'minin umar bin khattab abi hafsh rdiyallahu anhu,rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersambada: "sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya, dan orang itu mendapatkan pahala sesuai dengan niatnya". dari hadits ini para ulama memunculkan kaidah dalam islam ini bahwa setiap urusan itu akan selalu di nilai menurut niat dan tujuan seseorang dalam hal tersebut, dan kaidah yang lain bahwasanya tidak ada pahala kecuali dengan niat yang benar.
makanya terkadang seseorang itu mengerjakan ibadah yang kecil namun karena niat yang benar maka pahalanya besar begitu pula sebaliknya. Dalam hadits yang lain yang di riwayatkan oleh abu huraira radhiyallahu anhu yang memceritakan tentang orang yang pertama kali dilemparkan kedalam api neraka di sebutkan salah satunya adalah orang yang menuntut ilmu dengan niat yang salah.

semoga kita termasuk orang-orang yang mengikhlaskan niat dalam mempelajari syari'at ini, Amin....